Beranda DAERAH Sumut Produk Palsu Racun Keong Kembali Menimpa Warga, Kali Ini di Kecamatan Tanjung...

Produk Palsu Racun Keong Kembali Menimpa Warga, Kali Ini di Kecamatan Tanjung Beringin Sergai

63
0

Keterangan photo: Produk racun keong dan racun ulat yang disinyalir palsu

Tanjung Beringin, Sergai. Gnewstv.id

Warga petani di Dusun V Desa Pematang Terang, Kec. Tanjung Beringin, Sergai kembali menjadi korban akibat membeli produk yang disinyalir palsu alias abal-abal yang bukan produk asli seperti hal yang biasa dipergunakan oleh warga petani

Salah satu produk jenis Bestnoid 60 EP yang kegunaannya untuk membasmi hama keong sebelum tanam dengan berat 400 gr, yang kedua jenis Amistar TOP 325 SC sebagai kegunaan membasmi ulat pasca tanam.

Bestnoid 60 WP sendiri yang diproduksi PT. Delta Giri Wacana beralamat di Kawasan Industri Jababeka Tahap 3 Blok B I C, Cikarang Bekasi sesuai yang tertera di kemasan plastik produk tersebut, sementara Amistar TOP 325 SC sendiri adalah produk PT. Syngenta Indonesia beralamat di gedung CIBIS Nine, Jl. T.B. Simatupang No 2, Jakarta sesuai yang tertera di kemasan botol produk tersebut.

Warga petani yang menjadi korban pemalsuan dan penipuan kedua jenis produk tersebut mengalami kerugian puluhan juta rupiah, khususnya warga Dusun V Desa Pematang Terang, Kec. Tanjung Beringin, Sergai yang diperkirakan puluhan orang.

“Kami pikir produk nya bagus, dengan harga yang ditawarkan jauh lebih murah dari harga di Grosir/UD yang biasa kami tempat berbelanja. Karena kami tergiur, sehingga kami belanja kepada orang yang menawarkan itu,” jelas korban bernama Marton Sitorus (49) kepada media ini, Kamis (27/6) pagi.

Pak Manalu (67) yang juga warga yang sama menambahkan,

“Saya beli produk itu sekitar 10 bungkus, dengan harga Rp150 ribu rupiah. Lalu saya gunakan produk itu, karena esok hari nya saya mau tanam, dan saya lihat esok hari nya keong ga juga mati, sehingga terpaksa kembali harus beli di UD produk yang sejenis nya,” ungkap Manalu dengan geram karena merasa sangat tertipu.

Ketika awak media ini mempertanyakan, apakah warga yang tertipu apakah telah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian? Warga menjawab, enggan untuk melaporkan, mengingat sebelumnya dengan kasus yang sama dan jaringan yang sama tidak juga terungkap para pelaku nya, sehingga masyarakat petani kembali menjadi korban. (Erick Yoma)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini