Ket.Gambar. Lokasi Areal DAS sungai Bahsumbu yang terlihat Sudah rusak Parah akibat diduga telah dirambah dan telah dijadikan Lahan tanaman Komudite Kelapa Sawit di Sinyalir milik PTPN Kebun Gunung Monako,truk angkutan Sawit ,Struck dan Gambar Ketua KMPPD Sipispis Bapak Junaidi Harahap di Propinsi – Sumatera Utara.
Sergai –gnewstv.id
Tampak semenanjung Daerah Aliran Sungai ( DAS) terlihat Sudah rusak Parah, akibat di tanami komidite Pohon Kelapa Sawit di duga milik Perusahaan Nusantara Bumn PTPN.IV Regional I, Kebun Gunung monako, di areal bantaran sungai Bahsumbu, di Desa Damak Urat, Desa Simalas, Desa Sibaro di kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara.
Peristiwa ini disinyalir terjadi sudah sejak lama sekali. bahkan, tidak kurang dari sejak ribuan tanaman Pohon Kelapa Sawit di tempat itu, di tanami oleh oknum – oknum managemen di semenanjung areal bantaran Sungai bahsumbu yang tanaman itu diduga milik Perusahaan di wilayah itu, dan kuat diduga telah melanggar Ketentuan Undang – Undang nomor 32 tahun 2009 tentang Lingkungan hidup ( HCV ) dan Nilai Konservasi Tinggi ( NKT ).
Di perkirakan sejak puluhan tahun silam, sehingga mengakibatkan abrasi ( Longsor ) akibat sudah rusaknya bantaran sungai tersebut. Selain di akibatkan banjir yang meluap dan dipastikan telah rusaknya jalur hijau ( hutan ) di Lokasi di bantaran Sungai bahsumbu tersebut akibat diduga ulah oknum – oknum Perusahaan.
Anehnya : terlihat pula, ada areal hingga hektaran luasnya Lahan yang sudah di tanami Komodite Kelapa Sawit disinyalir milik HGU PTPN Kebun Gunung monako Itu, yang sama sekali tidak di rawat dan di kelola, apalagi di panen dan dikutip hasil komuditenya, serta di sinyalir sudah sejak tahun tanam, tahun 2000 an silam, hingga sampai tahun 2024 ini , sama sekali tidak terawat dan tidak tersentuh sama sekali oleh Pihak managemen Kebun Itu. bahkan di sinyalir Perusahaan Nusantara Itu, sudah sangat – sangat dirugikan, bisa jadi hingga miliaran rupiah nilainya. Akibat ulah oknum – oknum managemen di Perusahaan milik Bumn tersebut.
Bahkan bukan sampai di situ saja. menurut Ketua Kelompok Masyarakat Pengelola dan Pemantau DAS ( KMPPD ) Desa Simalas, Kecamatan Sipispis, Sergai, Sumatera Utara, Junaidi Harahap, menurutnya, “selain itu lenyapnya ribuan Keaneka ragaman hayati atau flora dan fauna yang sejak dulu sudah menghuni areal bantaran sungai di tempat Itu, yang kini nyaris tidak terlihat lagi rupa dan wujudnya( flora dan fauna- red ) di akibatkan telah terlihat rusak parah sekali”.
Lagi Junaidi Harahap menambahkan, Pihaknya ( KMPPD -red ) juga telah melayangkan surat Klarifikasi Pertama mereka tentang DAS Kepada Pihak Manajer Kebun Gunung monako dan Bahkan Dirut ( SEVP ) regional I, di Sei sikambing Medan. agar pihaknya segera mendapatkan jawaban atas balasan surat yang Pihaknya telah kirimkan ke Managemen Perkebunan milik Negara Itu tentang kerusakan DAS tersebut akibat komuditi tanaman Perusahaan tersebut.
Selaian Itu, di dapat pula adanya dugaan penyelewengan ( Penggelapan ) Tandan Buah Segar ( TBS ) dalam bentuk Bon PB-25 dari Perkebunan setempat ( Unit Kebun Gunung Monako-red ) dan struck timbang dari PKS tertentu, yang terjadi perbedaan jumlah angka timbang diduga kehilangan hingga satu ton per Unit Kendaraan truk pembawa TBS ke Pihak PKS.
Di duga kuat adalah akibat tidak adanya tersedia selama ini tera timbang di kebun Unit, terkhusus di Kebun Unit PTPN.IV regional I, Kebun Gunung monako di Sumatera Utara Itu. sehingga di duga kuat, mengakibatkan celah para mafia ( Maling ) tandan buah segar ( TBS ) hilangkan dan diduga tilap keuntungan setiap harinya hingga belasan ton Buah kelapa sawit dan disinyalir telah rugikan Pihak Perusahaan miliaran rupiah lebih jumlahnya.
Salah seorang Sopir, yang juga bagian dari rekanan angkutan tandan buah segar ( TBS ) milik Kebun Gunung monako berinisial HR, 35 tahun yang hampir setiap harinya mengangkut dan membawa tandan buah segar ( TBS ) kelapa sawit milik Kebun Gunung monako itu, mengatakan kepada tim redaksi gnewstv.id pada beberapa waktu lalu, tepatnya 24/07/2024, sekira pukul 17.30.Wib.
“Dirinya sangat merasa kecewa dan sangat di rugikan atas perlakuan yang kami rasakan ini bang, coba abang bayangkan lama saya sudah menjadi sopir angkutan buah kelapa sawit milik Kebun Gunung Monako ini. Banyak yang kami bawa dari keberangkatan kebun Afd, bahkan sampai kami perkirakan 1 armada ( angkutan ) hingga belasan ton beratnya, dengan rata – rata TBS sebanyak 400 toros lebih buah kelapa sawit setiap per truknya. dan rata – rata komedel beratnya 20 sampai 25 kg per TBS nya. namun sampai di salah satu PKS yang mereka tuju jadi berkurang hingga 1 ton lebih selisihnya usai di timbang dari PKS itu.
Bagaimana kami tidak benar- benar di rugikan bang..?, padahal upah kami di hitung dari jumlah berat timbangan mengikuti timbangan akhir ( Strurk timbang ) dari PKS tersebut.
Bahkan gaji ( upah) yang kami dapatkan, sangat tidak sesuai lagi dengan apa yang kami kerjakan. Satu harian kami bekerja setiap harinya, kami hanya dapat penghasilan Rp.25.000 rupiah saja. Bagaimana kami bisa mencukupi kebutuhan hidup anak istri kami bang.
Kami sangat mengeluhkan dan sangat menyesalkan, mengapa kami seakan tidak di pedulikan. Dan saya menduga peristiwa yang sudah cukup lama ini, itu di lakukan oleh sindikat para mafia yang di duga selama ini ada di PKS dan di perkebunan milik Bumn tersebut.
Masak selisih berat kehilangannya bang, hampir 1 ton setiap 1 kali angkutan dari perkiraan belasan ton tandan buah Segar ( TBS ). Dimana setiap harinya, sebanyak kurang lebih 10 armada angkutan mobil truk coldisele yang di berangkatkan setiap harinya ke PKS, belum lagi antrian panjang yang kami alami dan kami rasakan setiap harinya sehingga banyak menyita dan menghabiskan waktu kami.
Saya berharap agar para pemangku kepentingan dan para pihak terkait khususnya Dirut PTPN lV Satuan Pengawasan intern ( SPI ), pihak kepolisian, kejaksaan, bahkan Pihak Komisi Pemberantasan korupsi ( KPK RI ) untuk segera turun dan mengaudit, serta memeriksa semua kejadian dan peristiwa ini, agar tidak ada lagi derita yang kami rasakan seperti sekarang ini, yang kami alami di lebih kurang10 tahun terakhir ini,” Ujar HR mengakhiri.
Menyikapi informasi ini, Tim redaksi gnewstv.id coba menanyakan dan mengkonfirmasikannya langsung kepada manager Kebun Gunung Monako bermarga Nasution melalui WhatsApp milik Manager di nomor 0812-6430-xxxx, pada Jum’at 02 Agustus 2024, sekira pukul 07.29.Wib, beberapa hari lalu, namun sayangnya, WhatsApp milik Pak Manager tidak berbalas sama sekali.
Di minta kiranya, agar informasi dan Peristiwa ini dapat menjadi perhatian serius semua Pihak, Khususnya Bapak Menteri Bumn “Erick Thohir, ” dan dapat menindak tegas para pelakunya, yang di Pastikan sangatalah telah meyalahi Intuksi Kerja ( IK ) dan Prosedur Kerja ( PK ),juga Semboyan – AKHLAK , yang berlaku di Bumn PTP.Nusantara Itu, agar tidak ada lagi di temukan dugaan sindikat Para mafia yang selama ini disinyalir telah bermain – main dengan hukum dan diduga sangat – sangat banyak merugikan Para sopir dan rekanan Perusaaan Itu, apalagi sebagai mana di ketahui bersama , Perusahaan yang notabenenya adalah milik Bumn PTP.Nusantara Itu.
tim – gnewstv.id