Beranda DAERAH Sumut Ketua Komite MTsN Diduga Kuasai Uang Siswa dan Terima Komisi Penjualan Bus...

Ketua Komite MTsN Diduga Kuasai Uang Siswa dan Terima Komisi Penjualan Bus 4 Juta

65
0

Pematang Siantar, Gnewstv.id
Kisruh di Madrasah Tsanawiyah Negeri terus bergulir bahkan menjadi bahan berita di berbagai media online. Ketidak harmonisan masih terus berlanjut yang diduga disebabkan “ulah” komite madrasah.

Dimana pihak Komite MTsN berkoar koar tentang permasalahan internal sekolah dan sudah menjadi perbincangan publik. Sehingga dianggap mencederai nama baik sekolah. Seyogianya semua permasalahan internal dapat diselesaikan melalui musyawarah untuk mencapai permufakatan.

“Karena Damai itu indah dan negara kita juga mengutamakan penyelesaian masalah melalui musyawarah untuk mufakat”, kata orangtua murid Irwan Akmad Hasibuan

Menurut Kepala MTsN, Nurhayati pihaknya sudah melakukan beberapa kali pertemuan dengan komite. Tapi tidak menemukan titik terang. Bahkan di beberapa keadaan, ketua komite tidak membangun komunikasi dengan pengurus lain melainkan mencari keuntungan pribadi dengan menerima bulanan sebesar Rp.2 juta/ bulan tanpa sepengetahuan pengurus lain.

Hal ini menunjukkan ketidak harmonisan (tidak solid) sesama komite sehingga salah satu anggota komite mengundurkan diri. Patut diduga karena ketidak becusan ketua komite yang dinilai memiliki kepentingan pribadi.

“Dalam proses penjualan bus ketua komite menerima komisi sebesar 4 juta rupiah,” jelas Nurhayati kepada media, Senin (27/11/2023) di Pematang Siantar.

Selain itu, setoran ibu Nur Asiyah selaku bendahara tabungan madrasah senilai 36 juta kepada komite diduga tidak disampaikan Ketua
kepada ke bendahara atau pengurus lainnya.

Menurut Nurhayati gejolak tersebut muncul ketika madrasah mencoba meminta dana sebesar 20 juta yang disimpan di rekening komite. Tapi komite seolah menghambat dan mempersulit yang kemudian melaporkan serta membuat berita berita yang tidak benar tentang kepala madrasah (Kamad).

Sehingga pengadaan laboratorium komputer untuk kemajuan peserta didik menjadi terancam. Sejumlah komputer akan ditarik karena komite tidak bersedia memberikan dana untuk kepentingan anak anak, (Surati).